Kabupaten Pacitan kini menjadi semakin terkenal bukan hanya sebagai daerah penghasil batu akik untuk mata cincin dan leontin kalung. Sejak dulu, daerah kabupaten di ujung barat Provinsi Jawa Timur ini, memang memiliki citra sebagai daerah batu akik yang tersohor. Bahkan, di benak orang luar daerah itu, jika ditanya tentang Pacitan, yang terbayang adalah batu akik, dan jawabannya pasti mengarah ke sana: Pacitan ya, akik.
Tapi, itu dulu. Ya,itu dulu. Kini Pacitan lain dari yang dulu. Kini orang datang ke Pacitan bukan semata berburu batu cincin itu.Mereka yang datang bukan hanya penggemar atau kolektor akik saja. Kini, mereka yang datang ke Pacitan untuk berburu ombak. Lho kok ombak? Ya, benar-benar ombak. Mereka datang ke Pacitan kini ada yang mencari ombak untuk dinaiki menggunakan papan selancar.
Maklumlah, mereka adalah para peselancar atau surfer. Dan di Pacitan, tersedia berbagai variasi ombak yang bisa dipilih sesuai selera peselancarnya. Ada ombak yang cocok untuk peselancar pemula seperti di pantai Pancer. Ada pula gulungan ombak setinggi dua hingga empat meter, seperti di pantai Watukarung, yang dipilih peselancar profesional. Mereka bermain-main dengan papan selancarnya, dan tubuhnya meliuk-liuk bak penari mengikuti irama gelombang Laut Selatan,yang diiringi musik alam desau angin bercampur debur ombak yang terdengar mendebarkan itu.
Semakin terkenalnya Pacitan di dunia internasional, dan semakin banyaknya para peselancar mancanegara yang datang ke pantai di daerah batu akik itu, di pantai Klayar, salah satu spot selancar di Pacitan, pada Agustus tahun 2016 ini diadakan kompetisi selancar internasional, Asian Surfing, yang diikuti 60 peserta dari bebagai negara. Seperti dari Brasil, Jepang, Thailand, Prancis, Swedia dan Australia.
Ajang adu kebolehan menaklukkan gulungan ombak para peselancar internasional itu, merupakan rangkaian dari Hello Pacitan 2016 Flaming of The Sea untuk mempromosikan Pacitan ke seluruh dunia.
Surga Tersembunyi di Pantai Watukarung
Wilayah Kabupaten Pacitan yang berbatasan dengan tiga kabupaten, yakni Kabupaten Ponorogo di utara, Kabupaten Trenggalek di timur, dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di sebalah barat. Selain berbatasan dengan tiga kabupaten tersebut, Pacitan merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan dengan Samudra Indonesia di sebelah selatan. Maka, tak mengherankan, jika daerah Pacitan memiliki banyak pantai yang masih alami.
Daerah tempat kelahiran mantan Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono–yang kerap disapa SBY ini, memang terkenal memiliki keindahan alam yang luar biasa. Keindahan alam pantai dan goa menjadi salah satu pilihan wisata favorit bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Kabupaten Pacitan memiliki garis pantai sepanjang 75 km,dan itu meliputi enam kecamatan. “Memang pantainya tidak setenar pantai Kuta, Bali. Tapi soal keindahannya boleh diadu,” kata Wasi Prayitno, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga.
Pemandangan Pantai Watukarung tampak sangat indah.Dari kejauhan, terlihat pemandangan batuan karang besar yang berjejer, dan dihiasi kehijauan tumbuhan. Pasir pantai yang putih bersih masih terbebas dari sampah berserakan. Itu menjadikan pemandangan pantainya begitu menyegarkan. Air laut yang berwarna hijau di tepian dan jernih, membuat karang-karang serta biota laut yang berada di bawahnya kelihatan tanpa kita harus menyelam.
Pantai Watukarung yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia menjadikan pantai ini memiliki ombak yang begitu besar. Itulah sebabnya, pantai ini menjadi salah satu spot tempat surfing (berselancar) yang dianggap cocok bagi peselancar profesional. Namun,gulungan ombak yang besar itu tidak sampai mencapai bibir pantai. Keadaan di bibir pantai ombaknya cukup landai, sehingga pengunjung bisa bermain-main air di bagian pinggiran pantai itu.
Para peselancar
yang datang bukan hanya berasal dari Indonesia saja, tapi juga dari
berbagai negara di dunia. Ini menjadikan pantai Watukarung sebagai surga
surfing di Indonesia, selain Banyuwangi dan Bali. Jadi, jangan heran
bila Anda berkunjung ke sana akan menemui banyak bule yang sedang
menaklukan ombak dengan papan selancarnya.
Selain kegiatan surfing
yang banyak dilakukan orang bule, di sana juga akan ditemuki kegiatan
warga sekitar, memancing di laut. Tak jauh dari pantai itu juga ada
sebuah dermaga yang dipenuhi oleh kapal-kapal nelayan. Di situ juga
terdapat bangunan TPI (tempat pelelangan ikan) yang menawarkan berbagai
ikan hasil tangkapan para nelayan.
Bagi para pecinta olahraga selancar, menemukan pantai yang memiliki ombak besar dan stabil merupakan kebahagiaan tersendiri. Kebahagian itu didapat dengan meningkatnya adrenaline ketika tubuh meliuk-liuk di atas papan selancar, di atas ganasnya gelombang lautan. Apalagi, jika spot selancar itu belum banyak diketahui oleh orang banyak. Indonesia sebagai surganya pantai di dunia memiliki banyak sekali surga tersembunyi di berbagai sudut daerahnya. Salah satunya adalah pantai Watukarung ini.
Selain tekenal dengan ombaknya yang sangat pas untuk dijadikan sarana surfing, Pantai Watukarung juga terkenal karena keindahan alamnya yang masih alami. Suasananya masih sepi. Tidak seperti pantai di Pulau Bali yang sangat ramai dikunjungi para wisatawan. Suasana yang sepi ini, tentunya, sangat cocok untuk pengunjung yang ingin refreshing, karena suasananya bisa menyegarkan.
Pantai Watukarung menawarkan ombak berkelas internasional untuk para pecinta selancar. Bahkan, ombaknya sampai mencapai ketinggian hingga 4 meter. Sehingga peselancar kelas dunia seperti Bruce Irons tertarik untuk mencoba berselancar di pantai ini. Berkat foto Bruce yang berselancar di Watukarung dijadikan sebagai cover majalah internasional Waves, banyak sekali peselancar dari berbagai dunia kemudian tertarik untuk datang ke tempat indah di Pacitan ini.
Ada sebuah pemandangan menarik yang menjadi bagian daya tarik lain di kawasan Pantai Watukarung, yaitu sebuah tempat yang dikenal dengan nama Putri Samudra. Di tempat ini terdapat tebing karang, yang bentuknya menyerupai bentuk kepala seorang perempuan yang menghadap ke laut lepas. Batu karang “Sang Putri Samudra” memakai mahkota dengan rambut terurai.
Yang lebih menariknya lagi, jika tebing karang ini di lihat dari sisi yang berbeda akan tampak seperti sebuah kura kura. Inilah yang menjadi salah satu keunikan dari Pantai Watukarung di Pacitan ini.
Batu karang “Sang Putri Samudra” seperti seorang putri yang memakai mahkota dengan rambut terurai lepas. “Sang Putri Samudra” berdiri kokoh di atas pantai pasir putih, dan menjadi pemandangan menonjol. Putri yang dilahirkan dari bentukan keindahan alam ini dapat terlihat jelas dari sisi timur pantai. Dan pengunjung harus menaiki anak tangga ke bukit untuk mencuri pandang keelokan wajah sang putri.
Akses jalan menuju ke lokasi wisata ini bisa di tempuh dengan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat. Sebab, di sana belum ada angkutan umum yang khusus menuju lokasi pantai ini. Namun, di sana ada penyewaan kendaraan. Untuk rute perjalanan ke sana, jika Anda berangkat dari pusat kota dan menggunakan mobil, waktu perjalanan sekitar satu hingga dua jam.
Karena jalan menuju ke tempat ini masih belum bisa dikatakan baik, pengunjung harus berhati-hati, karena melewati jalanan kecil dan banyak lubang. Bukan hanya itu saja. Sepanjang jalan yang kurang kebih 40 km ini, pengunjung akan menemukan banyak sekali tikungan tajam dan tanjakan atau turunan yang membutuhkan sikap hati-hati pengemudi kendaraan.
Komentar
Posting Komentar